Langsung ke konten utama

MENDUNG MEMBALUT JIWA

 


MENDUNG

Awan gelap menutup langit pahlawan

Sang fajar enggan menunjukan muka

Petir raksasa mengglegar, merobek isi langit pagi ini

Aku dan jiwa ku terbangun dari mimpi manis itu

Setelah lelap dalam pelukan malam

Kini kuajak jiwa untuk berkelana

Ditengah kerasnya kehidupan kota

Kucoba untuk melangkah

Bersama harapan yg redup hampir sirna

Mendung

Lepaskan belenggu duka yg menghantam jiwa

Basailah hati yg gersang

Jika engkau datang hanya membawa luka

Peluklah gunung-gunung disana

Biarkan kami mulai dengan hati yang cerah

Menjemput dewi dari langit sana

Mendung

Biarkan alam bersukaria

Engkau pergi membawa nestapa

Lewat engkau kutitip duka dan luka

Agar pergi bersama raja siang

Biarkan besok dia datang dengan harapan baru

Menjanjikan keindahan setiap insan

Agar ribuan mata melihat, betapa agung ciptaan-Nya.


#Kristo_sapang

 


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Romansa diujung senja

  Kututup sejenak kedua mata Berusaha membuka kenangan Waktu itu diujung senja Ku pegang jemari tangan mu untuk yg pertama kali Senyum tipis dibibir merona Engkau sedikit malu-malu untuk menolak Namun cahaya mata mu tak dapat terhelak Kutahu engkau sedang jatuh cinta Akupun tak kalah, jantung berdebar tak tentu arah Untuk pertama kali aku parah termabuk asmara Langit merona nan awan putih berarak dilangit menjadi saksi perjumpaan itu Burung-burung menari dilangit senja Seakan bersukaria melihat kita berdua Raja siang tak mau kalah  walau perlahan kembali ke sarang Ia tetap setia memancarkan cahaya Diufuk barat cahaya merah merona, menambah hangatnya suasana Hangat bagaikan asmara yg membuat kita mabuk bersama Diujung senja kita mengikat janji, untuk hidup bersama hingga nanti Aku sungguh ingin bersama mu, nona manis yg telah lama hadir dalam mimpi Trimakasih untuk waktu yg singkat ini. #just in illution Kristo sapang 

" MAP MERAH" SIMFONI KASIH SAYANG YANG TAK PERNAH KUSAM

  FOTO: Mama Paulina Cinta Tanpa Syarat. Alkisah Pada Sautu   pagi, Di Sebuah Rumah terlihat sedang Hiruk pikuk menyelsaikan Tugasnya Masing-masing. Sang ayah Mengutak atik Volume dan tunning Radio, sedangkan si Kakak Sibuk menyelsaikan Novel karya Chairil Anwar. Dia Penasaran Dengan Endingnya.      Sang Adikpun tidak mau Kalah dgn Tugas Onlinenya, Dia Merengek Kesana Kemari, tak Ada Satupun menggubrisnya. Sang Ibu sibuk menyajikan sarapan Pagi untuk Anggota keluarganya. Semua penuh kesibukan Masing-masing.        Beberapa saat kemudian, Semua kesibukan Itu Berakhir sejenak, lantas Sang ibu sudah menyajikan semua Makanan diatas meja makan. Semua anggota Keluargapun berkumpul, Berdoa lalu Sarapan pagi. Lekas Sarapan, sang Ayah perlahan menanyakan   kepada Si Adik. Dik apa Tugas Sekolah Mu? Sang adikpun menjawab, “Tugas Sekolah ku yaitu membuat Prakarya, yaitu Menempel Semua Hasil prestasi anggota kluarga kita Di ruangan Tamu, nant...