Untuk mu mawar di tepi jurang, engkau yg mekar dalam diam, sunyi sepinya rimba perlahan engkau tebar aroma, senyapnya malam ditemani rembulan adalah saksi setia setiap ujung kuncup yg kau buka..
Aku terkagum dengan mu, hati ku terbuai melihat indahnya warna mu, warna yg cerah indah tanpa polesan, pernah sekali kutampar pipi ku saat pertma menemukan mu, bertanya dalam diri apakah aku sedang bermimpi? Engkau sunggu mekar diujung jurang dan rimba yg hanya menjadi penikmat sepasang mata yg lewat. Ruas-ruas halus setiap ujung kuncup mu adalah tanda ketulusan dan betapa berharganya kehidupan bagi mu. Gelora jiwa yg kian membara memaksa kaki untuk melangkah
Apalah daya..
Mudah dilihat tapi sulit disunting, itulah Isyarat kata tenang mu, andai kutahu sejak itu, akan kugapai seutas tali untuk memindahkan mu ke pot teras rumahku, itulah pikiran ku, entah mengapa engkau kini sudah mekar.. mekar memang memanjakan mata tetapi menghancurkan niat dan harapan. Sebagai sesama ciptaan nya, aku hanya mampu untuk mengagumi mu, jujur aku sungguh terpesona dengan mu. Tak ada lagi kata yg dapat kuucap Depan ranting-ranting mu, hanya tatapan mata dan sedikit gelengan kepala tanda kekaguman dari keindahan mu. Duri duri halus sekujur batang mu sungguh menusuk Prasaan ku hingga belenggu tak berdaya, aku kagum dengan keelokan mu.
Sungguh aku benar benar kagum dengan mu, kagum dengan sang Pencipta, engkaulah Harta yg tak bersua di rimbah ini, engkau juga milik mereka tak mungkin kubawah pulang.
#Just_in_illution
Kristo Sapang
Komentar
Posting Komentar